Apa itu Dharar dalam Konteks Cryptocurrency?


Dharar dalam Cryptocurrency

Dharar dalam Islam mengacu pada konsep kerugian atau bahaya. Dalam konteks cryptocurrency, ini berkaitan dengan risiko yang dapat timbul dari transaksi atau investasi crypto.

Aspek Dharar dalam Cryptocurrency yang paling sering disampaikan banyak orang

  1. Volatilitas Tinggi: Cryptocurrency dikenal dengan volatilitas harganya yang tinggi, yang dapat menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat. Coba check di saham, saham dengan volatilitas tinggi juga banyak sekali apalagi di US. Di indonesia sendiri karena BEI punya aturan maximal ARB dan ARA jadi volatilitasnya tidak terlalu tinggi. Saat ini, saham dengan rentang Rp50-Rp200 memiliki batas Auto Rejection Atas (ARA) 35 persen, dan ARB 15 persen. Kemudian saham dengan harga Rp200-Rp5.000 akan berlaku ARA 25 persen, ARB 15 persen, dan saham di atas harga Rp5.000 akan berlaku ARA 20 persen dan ARB 15 persen. Kalau di US mah bebas jadi volatilitasnya tinggi banget. Jadi selama orang paham dengan ini maka resiko dharar itu tentu tidak ada.
  2. Risiko Keamanan: Risiko keamanan seperti hacking atau penipuan juga menjadi pertimbangan dalam transaksi crypto. Apakah di sistem keuangan fiat sekarang tidak ada resiko ini? banyak juga kan yang kena tipu ATM atau mobile banking? atau bahkan ada kasus yang uangnya ditilep sama pegawai bank ehehehe, kalau yang terakhir ini di crypto tidak akan pernah terjadi karena kita sendiri yang nyimpen coin kita.
  3. Ketiadaan Regulasi: Ketiadaan regulasi yang jelas dapat meningkatkan risiko keuangan dan hukum. Nah ini biasanya yang jadi faktor, banyak yang mengatakan crypto bahaya karena tidak ada regulasi. Tapi saya yakin crypto is inevitable dan ketika tulisan ini ditulis USA sudah mengijinkan perdagangan ETF Bitcoin! jadi tinggal nunggu waktu saja.
  4. Banyak kasus yang duitnya pada hilang karena main crypto: Ini tidak bisa dijadikan argumen, kami sudah bahas di sini. Semua kasus terkait ini bukan karena faktor cryptonya tapi lebih karena orangnya yang FOMO dan tidak paham akan resiko itu. Misalnya all-in di proyek crypto scam atau meme coin yang tidak jelas dan sebagainya.

Kesimpulan

Cryptocurrency, sementara menawarkan peluang, juga membawa risiko atau dharar (bagi yang FOMO atau tidak paham) yang tidak boleh diabaikan. Dalam membuat keputusan investasi, penting untuk menimbang risiko ini dengan hati-hati dan mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah untuk menghindari dharar yang tidak perlu.